Halaman

Sunday 12 May 2013

Guru Harus Bebas TBC (Tidak Bisa Computer)


Komputer pada dasarnya adalah suatu alat elektronik yang dapat mengolah data dan menyajikannya dengan menggunakan program tertentu sehingga dapat menghasilkan informasi. Dalam hal ini, komputer memiliki kemampuan-kemampuan khusus yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama sebagai salah satu alat untuk membuat media pembelajaran dan menyajikan materi pembelajaran di sekolah dengan tampilan yang  menarik.

Setidaknya ada beberapa kemampuan yang di miliki komputer sebagai media pembelajaran matematika, yaitu:

a.    Komputer dapat menyimpan sejumlah besar data dan informasi, misalnya data siswa, data nilai, data personalia, data keuangan, data sarana dan prasarana, semua data tersebut dapat disimpan dalam hard disk sesuai kemampuan hard disk masing-masing komputer.

b.    Komputer dapat melakukan prosedur-prosedur pengerjaan yang kompleks yang diperlukan dalam program komputer yang kemudian memberikan informasi  dan instruksi yang dihasilkan oleh komputer, misalnya: perhitungan konstruksi gedung, data siswa dan lain-lain.

c.    Komputer dapat bekerja sangat cepat, misalnya untuk menyusun nilai ranking, menemukan standar deviasi nilai, dan nilai rata-rata siswa, dengan memasukkan data nilai siswa, maka komputer sudah dapat secara otomatis menyusun sendiri ranking yang dibutuhkan tanpa harus menyusun satu persatu  urutan datanya. Hal ini dapat dilakukan program seperti Microsoft Excel dan SPSS.

Pentingnya penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran di kelas juga telah dimotivasi Allah di dalam surah al-Alaq ayat 4:

الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)

Artinya:

"Allah yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam."

Menurut penafsiran Abuddin Nata, makna ­al-qalam pada ayat di atas adalah mewakili makna-makna yang berkaitan dengan alat penyimpan, perekam dan sebagainya. Seperti: alat pemotret berupa kamera, alat perekam berupa recording, alat penyimpan data berupa komputer, mikro film, video compact disc (VCD), dan lain sebaginya.[1] Oleh karena itu, maka penyandingan kata qalam dengan kata 'allama (berarti pembelajaran) pada ayat tersebut adalah menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran, khususnya teknologi pembelajaran adalah sangat berpengaruh pada cara belajar dan hasil belajar siswa.

Namun sayangnya, pengaruh penggunaan media pada proses pembelajaran masih dinikmati oleh negara-negara maju. Seperti di Australia, komputer telah digunakan sebagai media pembelajaran di kelas untuk mengajarkan mata pelajaran pengenalan komputer, menggambar melalui komputer, menulis/ mengarang, mencari informasi melalui komputer (internet) dan lain sebagainya. Sementara di Jepang, media pembelajaran berbasis komputer digunakan pada pembelajaran Matematika dan IPA.[2] Adapun di Amerika Serikat, tahun 1998 rata-rata di setiap Sekolah Dasar sudah tersedia 69 komputer yang digunakan sebagai media pembelajaran dan tiap tahunnya meningkat 15%.[3]

Pada masa dewasa ini, guru tidak boleh lagi didefenisikan sebagai pengajar, melainkan guru adalah pembimbing, pelayan dan pencipta suasana belajar yang baik bagi siswanya. Hal ini tentunya menuntut guru agar mampu menciptakan berbagai benda yang disekitar siswa menjadi media dan sumber belajar.

Melihat perkembangan komputer pada era sekarang ini telah semakin canggih, maka guru pun mau tidak mau harus mampu menggunakan komputer tersebut untuk kepentingan pembelajaran. Sebab pembelajaran dengan menggunakan bantuan perangkat komputer akan dapat menciptakann suasana belajar yang menyenangkan. Dan ketika siswa sudah menikmati proses belajarnya maka pikiran kreatifnya pun akan tumbuh dan menciptakan sebuah penemuan-penemuan baru. Sebaliknya, apabila siswa dari awalnya sudah memberikan penilaian yang buruk pada materi pelajaran seperti matematika maka 70% dia tidak akan berhasil dalam proses pembelajaran selanjutnya.

Setelah guru menguasai komputer, guru juga harus memikirkan dan mengembangkan bagaimana desain penggunaan multimedia komputer dalam proses pembelajaran di kelas, agar berbagai hal yang tidak dinginkan dapat dihindari.





[1] Abuddin Nata. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 49.

[2] Endang Setyo Winarni dan Sri Harmini, Matematika Untuk PGSD, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 89.

[3] Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan; Teori dan Praktik, edisi III, penerjemah; Marianto Samosir, (Jakarta: PT. Indeks, 2009), hlm. 22.


No comments:

Post a Comment