Komputer
pada dasarnya adalah suatu alat elektronik yang dapat mengolah data dan
menyajikannya dengan menggunakan program tertentu sehingga dapat menghasilkan
informasi. Dalam hal ini, komputer memiliki kemampuan-kemampuan khusus yang
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama sebagai salah satu alat
untuk membuat media pembelajaran dan menyajikan materi pembelajaran di sekolah
dengan tampilan yang menarik.
Setidaknya
ada beberapa kemampuan yang di miliki komputer sebagai media pembelajaran
matematika, yaitu:
a. Komputer
dapat menyimpan sejumlah besar data dan informasi, misalnya data siswa, data
nilai, data personalia, data keuangan, data sarana dan prasarana, semua data
tersebut dapat disimpan dalam hard disk sesuai kemampuan hard disk masing-masing
komputer.
b. Komputer
dapat melakukan prosedur-prosedur pengerjaan yang kompleks yang diperlukan
dalam program komputer yang kemudian memberikan informasi dan instruksi
yang dihasilkan oleh komputer, misalnya: perhitungan konstruksi gedung, data
siswa dan lain-lain.
c.
Komputer dapat bekerja sangat cepat, misalnya untuk menyusun nilai ranking,
menemukan standar deviasi nilai, dan nilai rata-rata siswa, dengan memasukkan
data nilai siswa, maka komputer sudah dapat secara otomatis menyusun sendiri
ranking yang dibutuhkan tanpa harus menyusun satu persatu urutan datanya.
Hal ini dapat dilakukan program seperti Microsoft Excel dan SPSS.
Pentingnya
penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran di kelas juga telah dimotivasi
Allah di dalam surah al-Alaq ayat 4:
الَّذِي
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)
Artinya:
"Allah yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam."
Menurut
penafsiran Abuddin Nata, makna al-qalam pada ayat di atas adalah mewakili
makna-makna yang berkaitan dengan alat penyimpan, perekam dan sebagainya.
Seperti: alat pemotret berupa kamera, alat perekam berupa recording, alat
penyimpan data berupa komputer, mikro film, video compact disc (VCD), dan lain
sebaginya.[1] Oleh karena itu, maka penyandingan kata qalam
dengan kata 'allama (berarti pembelajaran) pada ayat tersebut adalah
menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran, khususnya teknologi
pembelajaran adalah sangat berpengaruh pada cara belajar dan hasil belajar
siswa.
Namun
sayangnya, pengaruh penggunaan media pada proses pembelajaran masih dinikmati
oleh negara-negara maju. Seperti di Australia, komputer telah digunakan sebagai
media pembelajaran di kelas untuk mengajarkan mata pelajaran pengenalan
komputer, menggambar melalui komputer, menulis/ mengarang, mencari informasi
melalui komputer (internet) dan lain sebagainya. Sementara di Jepang, media
pembelajaran berbasis komputer digunakan pada pembelajaran Matematika dan IPA.[2] Adapun di Amerika Serikat,
tahun 1998 rata-rata di setiap Sekolah Dasar sudah tersedia 69 komputer yang
digunakan sebagai media pembelajaran dan tiap tahunnya meningkat 15%.[3]
Pada masa
dewasa ini, guru tidak boleh lagi didefenisikan sebagai pengajar, melainkan
guru adalah pembimbing, pelayan dan pencipta suasana belajar yang baik bagi
siswanya. Hal ini tentunya menuntut guru agar mampu menciptakan berbagai benda
yang disekitar siswa menjadi media dan sumber belajar.
Melihat
perkembangan komputer pada era sekarang ini telah semakin canggih, maka guru
pun mau tidak mau harus mampu menggunakan komputer tersebut untuk kepentingan
pembelajaran. Sebab pembelajaran dengan menggunakan bantuan perangkat komputer
akan dapat menciptakann suasana belajar yang menyenangkan. Dan ketika siswa
sudah menikmati proses belajarnya maka pikiran kreatifnya pun akan tumbuh dan
menciptakan sebuah penemuan-penemuan baru. Sebaliknya, apabila siswa dari
awalnya sudah memberikan penilaian yang buruk pada materi pelajaran seperti
matematika maka 70% dia tidak akan berhasil dalam proses pembelajaran
selanjutnya.
Setelah guru
menguasai komputer, guru juga harus memikirkan dan mengembangkan bagaimana
desain penggunaan multimedia komputer dalam proses pembelajaran di kelas, agar
berbagai hal yang tidak dinginkan dapat dihindari.
[2] Endang Setyo Winarni dan Sri
Harmini, Matematika Untuk PGSD, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011),
hlm. 89.
[3] Robert E. Slavin, Psikologi
Pendidikan; Teori dan Praktik, edisi III, penerjemah; Marianto Samosir,
(Jakarta: PT. Indeks, 2009), hlm. 22.
No comments:
Post a Comment